Donnerstag, 25. August 2016

Berdakwah dengan non muslim di negara non muslim

Kadang kita di tempat kerja atau di kampus ditanya sama teman yg non muslim : kenapa kamu shalat? atau kenapa kamu berhijab? Atau pertanyaan2 lain tentang Islam.
Kalau ditanya seperti itu, ini kesempatan kita untuk berdakwah. Jangan langsung jelaskan jawabannya, karena mereka belum mengerti tauhid. Kadang orang muslim yang tauhidnya kurang kuat aja ga ngerti2, gimana kita bisa harap mereka mengerti?
Pada momen itu sebaiknya kita langsung alihkan ke tauhid, misalnya (utk orang atheis) : Tuhan telah menciptakan dan memberi kita segalanya, apa salah kalau saya shalat/ berhijab untuk tuhan saya?
Biasanya mereka langsung teralihkan dan bertanya2 tentang keberadaan tuhan. Nah langsung kita jelaskan bahwa semuanya ini haruslah ada yang menciptakan, mobil tidak akan menjadi mobil kalau tidak ada yang membuat, bagaimana dengan alam semesta yang jauh lebih kompleks? dll..
Kita ga usah main dalil dulu karena mereka toh juga belum percaya Al-Qur'an. Pakai nalar saja.
Kalau lawan bicara kita sudah percaya keberadaan tuhan (atau misalnya untuk orang kristen, yahudi, hindu, buddha dll.) :
Jelaskan kenapa kita harus mengikuti Al-Qur'an dan Nabi Muhammad. Jelaskan bahwa Allah mengutus nabi dan memberi Al-Qur'an karena kasih sayangNya kepada kita. Agar kita tahu apa yang harus kita lakukan di dunia ini. Ada 3 poin yang perlu ditekankan :
1. Islam punya konsep ketuhanan yang logis dan jelas
Di dalam islam tuhan cuma ada 1. Kalau ada beberapa tuhan gimana kalau tuhan yang 1 ingin menciptakan sesuatu tapi tuhan yang lain ga setuju? Otomatis sifat tuhan yang maha kuasa tidak bisa berlaku lagi.
Atau jika tuhan memiliki anak, seharusnya anaknya juga punya sifat/bentuk yang sama dengan orangtuanya. Manusia tidak mungkin melahirkan kambing. Apa mungkin tuhan mempunyai anak seorang manusia?
2. Al-Qur'an keasliannya terjamin.
Di dunia ini cuma ada 1 Al-Qur'an dan tidak ada versi lain dan juga tidak ada perselisihan makna. Bahkan orang non muslim yang meneliti Al-Qur'an mengakui sendiri keaslian Al-Qur'an. Sedangkan yang lain mereka tahu sendiri bahwa kitab mereka tidak autentik dan ada banyak versi. Otomatis kita tidak tahu apakah isinya benar atau tidak.
Al Qur'an juga sanggup dihafal oleh jutaan manusia. Apakah kita temui di kitab lain? Bahkan 1 orang pun tidak ada yg hafal.
3. Islam itu universal.
Setiap manusia entah dari suku dan ras manapun bisa memeluk Islam. Bandingkan di beberapa agama lain yang sejak lahir sudah ditentukan dia kasta apa. Atau hanya bisa memeluk agama itu jika ibunya keturunan agama tersebut.
Yang penting juga kita ingin berdakwah (mengundang) mereka ke Islam, makanya jangan terkesan kita membully mereka.
Kalau mereka sudah paham poin2 dasar tersebut insyaAllah lebih mudah menjelaskan ke mereka. Syukur2 kalau mereka tertarik dengan Islam. Bisa jadi ladang pahala buat kita.
Barakallahu fiikum

Berlin, 25 Agustus 2016

Samstag, 13. Juni 2015

8 tips menjalani Ramadhan saat musim panas di Eropa



Ramadhan sebentar lagi tiba. Bulan ini adalah bulan yang sangat spesial. Bulan ini adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an, bulan dimana setan-setan dibelenggu,pintu-pintu neraka ditutup dan pintu-pintu surga dibuka. Di bulan ini juga ada malam spesial yaitu lailatul qadar yang satu malam lebih baik daripada seribu bulan. Bayangkan jika kamu beribadah di malam lailatul qadar, nilainya lebih baik dibandingkan kamu beribadah 83 tahun di malam yang lain. Di bulan ini juga kesempatan kamu untuk mendapatkan ampunan dari Allah. Dan bulan ini adalah bulan dikabulkannya do’a. 

Tahun 2015 ini agak spesial karena Ramadhan berada di hari-hari yang memiliki waktu siang terpanjang dalam setahun. Jadi kita berpuasa di puncak musim Summer. Kurang lebih kita harus berpuasa selama 18-19 jam saat puncak Summer, ditambah dengan panasnya suhu dan keringnya udara saat summer, membuat Ramadhan kali ini tantangan tersendiri buat kita yang berada di eropa. Belum lagi bulan Juli adalah musim ujian bagi para mahasiswa. Di satu sisi rasanya sayang sekali kalau bulan Ramadhan hanya lewat begitu saja tanpa „recharge“ iman dan ampunan dari Allah. Kita harus memanfaatkan sebaik-baiknya bulan yang penuh berkah ini. Berikut beberapa tips menjalani Ramadhan saat summer di Eropa :

1.       Berdo’a

Do’a merupakan faktor yang sangat penting dan kunci sukses seorang muslim. Mintalah kepada Allah agar kamu diberi kekuatan dalam beribadah di bulan puasa dan diberi keberkahan di bulan yang suci ini. Do’a seorang yang berpuasa sangat mustajab, perbanyaklah berdo’a di waktu menjelang berbuka puasa, karena ini waktu yang mustajab dikabulkannya do’a. 

2.       Atur waktu tidur kamu

Saat Ramadhan di musim panas selesai tarawih biasanya jam 12 malam lewat,kamu hanya punya waktu sekitar 1-2 jam untuk tidur malam. Mau tidak mau kamu harus manfaatkan waktu kamu setelah shalat subuh untuk tidur. Setelah subuh kamu bisa tidur sekitar 3-4 jam sebelum kamu berangkat kuliah atau bekerja. Setelah beraktivitas seharian, biasanya setelah ashar sekitar jam 6 sore adalah waktu dimana kamu sudah mulai kehabisan energi. Kamu bisa manfaatkan waktu ini untuk tidur sambil menunggu waktu berbuka, jangan lupa niatkan tidur kamu untuk merefresh kondisi badan untuk beribadah di malam hari, agar tidur kamu jauh lebih bernilai di sisi Allah. Setelah tidur 1-2 jam kamu bisa isi dengan tilawah sambil menunggu waktu berbuka. In shaa Allah dengan begitu puasa kamu tidak terlalu berat.

3.       Minum yang banyak, sempatkan sahur, dan ambil jadwal shalat dari masjid

Saat berpuasa di musim panas tentunya kamu kekurangan banyak cairan. Maka kamu harus imbangi dengan minum yang cukup saat malam hari. Usahakan minum minimal 2 liter per hari. Walaupun kamu tidak lagi merasa haus setelah minum sedikit, usahakan kamu tetap harus mencapai target minum 2 Liter di malam hari. Jangan lupa sempatkan sahur walau hanya dengan kurma, air putih, atau roti. Banyak diantara teman-teman yang tidak sahur dengan alasan masih kenyang. Ini merupakan hal yang sebaiknya dihindari.

Saya sarankan untuk mengambil jadwal shalat di masjid, jangan dari App. Jadwal shalat di masjid in shaa Allah lebih akurat, terutama untuk waktu shalat isya‘ dan subuh. Biasanya jadwal isya‘ dan subuh di App berbeda jauh dengan jadwal masjid. Jadwal adzan subuh di App misalnya, bisa lebih awal 1 jam dibandingkan jadwal sebenarnya di masjid.

4.       Cari masjid yang menyediakan buka puasa

Biasanya setiap masjid di Jerman menyediakan makanan untuk berbuka puasa bagi jama’ahnya. Ini kesempatan kamu untuk berbuka gratis. Jadi kamu tidak perlu repot-repot berbelanja dan memasak seperti di bulan lainnya. Dengan itu kamu juga lebih bisa berkonsentrasi dengan ibadah kamu. Kalau perlu bawa toples atau rantang, biasanya ada makanan sisa yang bisa kamu bawa pulang untuk makan sahur (jika benar-benar ada makanan sisa dan semua jama’ah sudah makan). Bahkan di sebagian masjid juga disediakan makan sahur, kamu bisa tidur di masjid tersebut atau datang kembali saat waktu sahur, sekalian shalat subuh disana.
Ini juga kesempatan kamu untuk „wisata kuliner“. Biasanya di tiap kota ada banyak masjid yang dikelola oleh suku atau negara yang berbeda-beda. Untuk makanan berbuka tentunya mereka memasak makanan khas mereka. Nah setiap hari kamu bisa „menggilir“ masjid-masjid tersebut untuk mencicipi makanan khas mereka.

5.       Gunakan waktu kamu sebaik-baiknya, selalu bawa mushaf

Setiap detik di bulan ramadhan sangat berharga, ini harus kamu manfaatkan sebaik-baiknya. Walaupun kamu berada pada kondisi yang jauh lebih sulit dibandingkan saat berpuasa di tanah air, jangan sampai kamu meninggalkan bulan ramadhan tanpa mendapat ampunan dari Allah. Selalu bawa mushaf, saat-saat menunggu bus atau u-bahn bisa kamu manfaatkan dengan membaca A-Qur’an. Begitu juga saat berada di dalam bus atau kereta.

6.       Cari kenalan baru di masjid, dengarkan ceramah-ceramah di masjid, ikuti tarawih dan i‘tikaf

Ramadhan ini juga bisa jadi kesempatan buat kamu buat meningkatkan kemampuan bahasa jerman kamu. Saat Ramadhan banyak orang yang datang ke masjid, entah itu muallaf jerman atau muslim yang lahir di jerman, kamu bisa berkenalan dengan mereka sambil melatih bahasa jerman kamu. Kamu bisa share pengalaman dengan mereka.
Selain itu saat ramadhan juga banyak ceramah berbahasa jerman, selain kamu dapat pahala menuntut ilmu syar’i, ini jug cara yang sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan bahasa jerman kamu.
Tarawih kali ini dilaksanakan sekitar pukul 11 sampai pukul 12 malam. Ini bukan alasan untuk tidak melaksanakan tarawih. Buktinya banyak yang kuat internetan sampai tengah malam, masa untuk tarawih tidak kuat? Cari masjid yang bacaan imamnya indah sehingga kamu bisa lebih khusyu‘. Cari juga masjid yang akses kendaraan umumnya mudah, agar kamu tidak kerepotan ketika harus pulang jam 12 malam lewat.
Banyak juga masjid yang mengadakan program i’tikaf, terutama di 10 hari terakhir. Ini kesempatan kamu untuk merasakan „sensasi“ ramadhan. DI masjid kamu akan terkondisi untuk beribadah dan mendapatkan banyak teman-teman yang shalih. Iman kamu pun in shaa Allah akan bertambah berlipat-lipat.

7.       Jaga pandangan

Saat musim panas banyak wanita-wanita yang berpakaian sangat terbuka. Kamu harus menjaga pandangan agar pahala puasa kamu tidak berkurang. Usahakan untuk selalu berada di rumah atau di masjid dan hanya keluar jika benar-benar perlu saja. Saat di jalan Al-Qur’an bisa jadi „obat“, daripada bengong atau lihat sana sini saat menunggu atau berada di bus atau kereta, bisa kamu manfaatkan untuk membaca Al-Qur’an.

8.       Untuk yang ujian : persiapkan ujian sebelum ramadhan dan cari waktu efektif belajar kamu.
Sangat sayang rasanya apabila ramadhan berlalu begitu saja tanpa ada nilainya, „hanya“ karena bertepatan dengan musim ujian. Oleh karena itu persiapkan ujian kamu sebelum ramadhan, sehingga saat ramadhan kamu tidak harus banyak mempersiapkan ujian dan bisa berkonsentrasi untuk beribadah.
Cara lain adalah dengan menemukan waktu efektif belajar kamu dan hanya belajar di waktu efektif itu. Terkadang belajar 1-2 jam lebih efektif dibanding belajar 5 jam, apabila kamu belajar di waktu efektif kamu, disaat otak kamu sedang bekerja sempurna. Setiap orang mempunyai waktu efektif mereka masing-masing. Biasanya waktu efektif ini saat pagi ketika baru bangun tidur sampai waktu dhuha sekitar jam 10-11. Kamu harus bisa manfaatkan waktu-waktu efektif ini, sehingga kamu masih punya banyak waktu untuk beribadah.
Cara terakhir adalah undur ujian kamu ke Termin ujian kedua. Kalau memang sangat berat buat kamu untuk belajar saat Ramadhan, kamu masih bisa ujian di bulan Agustus/September. 
Prinsipnya : jangan sampai kamu kehilangan waktu berharga kamu saat Ramadhan „hanya“ karena mengejar kesuksesan dunia. Percayalah rezeki kamu sudah diatur oleh Allah. Sebesar apapun usaha kamu mengejar dunia toh kamu juga akan mendapat apa yang sudah digariskan oleh Allah untuk kamu. Bukannya menyarankan kamu untuk tidak berusaha. Saya hanya ingin menekankan bahwa akhirat adalah prioritas.


Semoga ini bisa menjadi motivasi buat kita semua. Semoga ramadhan bisa menjadi momentum untuk meningkatkan iman kita, dan semoga Allah memberikan ampunan kepada kita di bulan ramadhan.

Berikut secuil pengalaman pribadi saya saat menjalani ramadhan di Jerman :

Samstag, 30. Mai 2015

Indahnya Ramadhan di Eropa (Part I)



Kali ini saya ingin berbagi pengalaman saya bagaimana rasanya menjalani bulan suci ramadhan di Eropa saat musim panas, yang waktu puasanya mencapai 19 jam. Saya berharap tulisan saya ini bisa memotivasi para pembaca agar bersemangat menjalani bulan suci ini.

Tahun 2010 adalah tahun pertama saya menginjakkan kaki di Eropa, tepatnya di kota Hannover, Jerman.  Di kota ini terdapat sekitar 20 masjid, yang pada umumnya setiap masjid dikelola oleh komunitas muslim dari suatu negara atau suku, misalnya masjid turki, kurdi, pakistan, arab, dan sebagainya. Di tahun pertama saya ini ramadhan dimulai pada Bulan Agustus, di penghujung musim panas, dimana adzan subuh pada pukul 4 dan adzan maghrib pada pukul 9. Jadi kami berpuasa sekitar 17 jam. Untuk saya yang baru datang di jerman 17 jam berpuasa bukan hal yang mudah, apalagi di saat musim panas yang suhunya bisa mencapai 35 derajat dengan udara yang jauh lebih kering dibandingkan di Indonesia. Bandingkan dengan di indonesia yang waktu puasanya hanya sekitar 12-13 jam.

Setelah sekian hari berlalu saya mulai menikmati indahnya menjalani ramadhan di Eropa. 17 jam menahan lapar dan haus menjadi terasa ringan, bahkan lebih ringan dibandingkan ketika saya berpuasa di Indonesia. Tantangan yang lebih berat justru ketika harus keluar rumah untuk kuliah atau pergi ke masjid, karena  saat musim panas wanita disini berpakaian sangat terbuka, jadi saat di jalan saya harus selalu menundukkan pandangan agar pahala puasa tidak berkurang. Parahnya, jika kita terlihat menundukkan pandangan dan wanita-wanita tersebut sadar bahwa kita menundukkan pandangan, maka mereka akan semakin "panasaran". Ini adalah tantangan tersendiri bagi kami.

Suasana berubah 180 derajat saat memasuki masjid, disana saya bisa merasakan indahnya ukhuwah dan ikut termotivasi untuk beribadah. Rasa persaudaraan sesama muslim di sini jauh lebih terasa dibandingkan di Indonesia. Di masjid saya berkenalan dengan saudara-saudara seiman dari berbaigai penjuru dunia, mulai dari muallaf jerman, muslim turki, arab, kaukasus (rusia selatan), atau IPB (India Pakistan Bangladesh).

Hal lain yang menurut saya spesial adalah, hampir setiap masjid di jerman mengadakan buka puasa bersama, bahkan dengan di beberapa masjid juga disediakan sahur. Jadi saya setiap hari bisa berbuka gratis dan bisa melakukan “wisata kuliner”. Dari sekitar 20 mesjid yang ada di Hannover, saya kunjungi semua masjid itu secara bergilir, untuk mencicipi masakan khas dari negara pengengelola setiap masjid tersebut. Dari masakan Turki, Maroko, Pakistan/India, Eropa timur (Bosnia, Albania),Kaukasus,dll.

Saat saya berada di Hannover, saat ramadhan saya harus kuliah dan bekerja „nguli“ di pusat logistik Mercedes Benz. Saya bekerja dari jam 3 sore sampai jam 9 malam, saya harus „nguli“ mengangkat spare part mobil, seperti knalpot, velg, dll. Mungkin kelihatannya sangat berat, tapi Alhamdulillah Allah memberi kekuatan kepada saya untuk menjalaninya dengan cukup mudah. Saya terkadang hanya „sakit hati“ karena kadang tidak bisa mengikuti shalat berjama’ah dan tarawih di masjid.

Di tahun-tahun pertama saya ini, shalat tarawih dimulai sekitar pukul 10 malam, dan berakhir sekitar jam setengah 12 malam. Karena shalat tarawih dilaksanakan pada waktu yang relatif malam, banyak tetangga masjid yang merasa terganggu dan protes, mau tidak mau semua jendela masjid harus ditutup selama tarawih, yang tentunya membuat masjid pengap. Tapi itu tidak menurunkan semangat para jama’ah untuk melaksanakan ibadah mereka.

Indahnya Ramadhan di Eropa (Part II)




Setelah 1,5 tahun tinggal di kota Hannover, saya pindah ke ibukota Jerman, Berlin. Kehidupan muslim dan suasana Ramadhan di Berlin tidak kalah menarik dibandingkan Hannover, justru menurut saya lebih indah. Di Berlin ada lebih dari 150 masjid, salah satunya masjid Al-Falah yang dikelola langsung oleh orang-orang Indonesia.

Saat saya tinggal di Berlin, terutama tahun 2014, waktu puasanya jauh lebih panjang dibandingkan saat saya masih berada di Hannover, karena pada tahun 2014 bulan ramadhan berada di bulan Juli, dan waktu siang terpanjang adalah di bulan Juni/Juli. Di bulan ini kami harus berpuasa dari sekitar jam setengah 3 pagi sampai sekitar jam 10 malam,  jadi waktu puasanya sekitar 19,5 jam. Tahun 2014 dan 2015 adalah tahun dimana ramadhan memiliki waktu siang terpanjang, karena di tahun ini ramadhan berada di bulan Juni dan Juli.

Kelihatannya berpuasa lebih dari 19 jam merupakan hal yang sangat sulit, tapi sebenarnya apabila kita menjalaninya dengan ikhlash semuanya akan dimudahkan oleh Allah. Bahkan menurut saya, berpuasa 19 jam disini lebih mudah dibandingkan berpuasa 12-13 jam di Indonesia. Saya justru lebih menikmati ramadhan di Eropa.

Untuk berpuasa saat musim panas, mau tidak mau saya harus mengubah pola hidup terutama pola tidur saya. Dimulai dengan berbuka sekitar jam 2 malam, lalu dilanjut dengan shalat subuh sekitar jam 3 pagi, lalu setelah itu tidur sampai jam 6-7, setelah itu saya harus berangkat kuliah/bekerja sampai jam 3-4. Setelah ashar (sekitar jam 6 sore) disempatkan untuk tidur 1-2 jam, agar bisa fit saat shalat tarawih. Sekitar jam 10 maghrib pergi ke masjid untuk shalat maghrib dan berbuka, dan dilanjutkan shalat isya‘ dan tarawih sampai jam 12 malam lewat. Dan kembali lagi ke rumah sekitar jam 1 malam. Setelah itu disempatkan tidur sampai jam 2 malam dan dilanjutkan sahur untuk hari selanjutnya. Begitulah pola hidup selama bulan Ramadhan. Di akhir Ramadhan waktunya lebih sedikit longgar karena waktu siangnya relatif lebih pendek.

Jujur saya sangat menikmati ramadhan saya di Berlin. Terlebih banyak masjid yang menawarkan program-program menarik selama ramadhan, seperti pengajian setelah subuh dan sebelum maghrib, daurah, program hafalan Qur’an, dari yang berbahasa jerman sampai bahasa arab. Ada beberapa masjid yang mengundang syekh-syekh dari Timur Tengah, misalnya Saudi, untuk mengisi kajian-kajian selama bulan ramadhan. Sangat indah rasanya bisa bermajelis dengan syekh-syekh tersebut, walaupun bahasa arab saya masih pas-pasan.

Masjid favorit saya saat ramadhan adalah masjid Arrahman di Bezirk/kelurahan Wedding. Imamnya adalah seorang hafidz Qur’an dan mahasiswa kedokteran yang berasal dari Yaman. Suara beliau masyaAllah sangat merdu sehingga saya sangat betah shalat disana. Tapi sayangnya tahun ini masjid ini harus ditutup, dikabarkan karena bermasalah dengan pembayaran sewa gedung.
Saat 10 hari terakhir bulan ramadhan banyak masjid yang memfasilitasi i’tikaf, sehingga kita bisa tidur di masjid. Mulai dari makanan berbuka sampai sahur disediakan oleh pihak masjid. Saat beri’tikaf selain bisa fokus beribadah kita juga bisa berkenalan dengan orang-orang muslim dari berbagai penjuru dunia.

Masjid Al-Falah (masjid Indonesia) adalah salah satu masjid di Berlin yang aktif mengadakan program-program ramadhan. Di masjid ini mahasiswa Indonesia setiap hari bergotong royong memperisapkan buka puasa bersama, membersihkan peralatan memasak bersama, sampai membersihkan masjid bersama-sama. Semua program ramadhan juga diatur sendiri oleh mahasiswa Indonesia disini. Setiap ramadhan masjid Al-Falah mengundang ustadz dari Indonesia untuk mengimami shalat tarawih dan mengisi kajian-kajian disana.

Masih banyak lagi cerita indah selama bulan ramadhan yang tidak bisa semuanya saya tulis disini. Saya harap secuil pengalaman saya ini bisa menjadi pemicu motivasi antum semua untuk memaksimalkan ibadah di bulan ramadhan.

Montag, 25. Mai 2015

8 Tips Studi di Jerman



Kuliah di jerman bukan merupakan hal yang mudah. Di tahun 2014, sekitar 30% orang asli Jerman gagal menyelesaikan studi S1nya (sumber : DZHW). Bayangkan dengan kita orang Indonesia yang kemampuan bahasa jermannya tidak bisa disamakan dengan orang asli jerman. Untuk orang Indonesia, mungkin hanya sekitar 20-30 persen mahasiswa/calon mahasiswa Indonesia yang bisa menggondol gelar S1 di Jerman. Tidak sedikit yang harus pulang ke Indonesia karena gagal medapatkan Studienkolleg, gagal di Studienkolleg, atau gagal saat studi Bachelor mereka. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya, seperti culture shock, faktor bahasa, masalah visa, atau faktor finansial. Berikut beberapa tips suskses studi di jerman:

1. Berd’oa dan luruskan niat


Mungkin faktor ini dianggap sepele oleh sebagian besar orang. Tapi sebenarnya inilah kunci utama kamu bisa sukses dengan apa yang kamu tuju. Setelah berdo’a tentunya harus diiringi dengan niat dan usaha yang kuat. Kamu harus benar-benar berniat tujuan kamu ke jerman adalah untuk menuntut ilmu, bukan yang lain. Dan niat itu harus dari diri kamu sendiri, bukan paksaan dari orang tua atau hanya karena gengsi.

2. Serius belajar bahasa jerman saat kursus dan Studienkolleg

Faktor bahasa merupakan faktor yang sangat penting. Tidak sedikit mahasiswa yang gagal menyelesaikan kuliahnya karena faktor bahasa. Jadi maksimalkan kesempatan kamu mempelajari bahasa jerman saat masih kursus atau Studienkolleg, karena saat kuliah kamu tidak punya waktu sebanyak waktu kamu saat kursus atau studienkolleg untuk mempelajari bahasa jerman. Dengan dasar bahasa jerman yang bagus, akan jauh lebih mudah bagi kamu untuk mengikuti perkuliahan.


3.  Untuk S1, pilih FH

Untuk calon mahasiswa Indonesia saya sarankan untuk kuliah Bachelor di FH, karena sistem perkuliahan di FH lebih cocok dengan mental orang indonesia yang cenderung harus „dipaksa“ untuk belajar. Di FH kamu lebih „dipaksa“ untuk belajar karena di FH lebih banyak Labor yang „memaksa“ kamu untuk masuk kuliah dan mempersiapkan Labor tersebut. Selain itu di FH biasanya per kelas hanya diisi oleh 40-50 mahasiswa sehingga suasana belajarnya lebih kondusif dan kesempatan kamu untuk bertanya langsung ke profesor lebih besar. Dibandingkan di Uni yang kamu duduk dengan 200-400 mahasiswa lainnya dan tidak ada paksaan untuk masuk kuliah. Kamu butuh motivasi dan kemandirian yang jauh lebih besar untuk bisa survive di Uni.
Kalau kamu sudah lulus Bachelor, untuk S2/Master mungkin Uni adalah pilihan yang lebih baik, karena kamu sudah lumayan menguasai bahasa Jerman dari kuliah Bachelor kamu dan kamu sudah terbiasa dengan gaya belajar di Jerman. Selain itu Master di Uni juga cenderung lebih mempelajari bagaimana kamu mengaplikasikan ilmu yang kamu dapat di Bachelor di dunia kerja. Disana kamu bisa mengabil banyak pengalaman. Dan kalau kamu mau melanjutkan studi ke S3, lulusan Master Uni memiliki peluang yang lebih besar.

4. Kerja secukupnya saja

Banyak mahasiswa terlena dengan uang yang didapat saat mereka kerja sambilan, sehingga mereka „ketagihan“ kerja dan melalaikan studi mereka. Sebaiknya kamu bekerja sesuai dengan yang kamu butuhkan saja, sekedar untuk mencukupi kebutuhan kamu selama sebulan dan untuk menambah pengalaman, syukur-syukur jika orangtua kamu masih mau membantu sebagian biaya hidup kamu. Kamu harus ingat bahwa kamu tujuan kamu ke jerman adalah untuk menyelesaikan kuliah kamu.

5. Cari program yang bisa membiayai biaya hidup kamu, seperti duales Studium atau Stipendium

Banyak program yang bisa membantu kamu dari segi finansial, seperti duales Studium, Stipendium/Beasiswa. Duales Studium adalah program yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan di jerman, dimana kita disamping studi Bachelor juga mengikuti Ausbildung yang di perusahaan tersebut. Selain itu saat liburan (atau 1-2 hari per minggu) kita magang di perusahaan tersebut. Di program ini kamu mendapat gaji/beasiswa dari perusahaan sekitar 500-1200 Euro per bulan, tergantung jurusan dan tahun ajaran. Yang tentunya bisa mecukupi biaya hidup kamu selama kuliah.
Ada juga program beasiswa dari pemerintah/yayasan di jerman, seperti Deutschlandstipendum, DAAD, atau beasiswa dari Stiftung/yayasan. Untuk medapatkan beasiswa ini kamu butuh nilai Studienkolleg atau nilai/IP semester 1-2 yang bagus. Untuk beasiswa dari Stiftung kamu harus lebih berhati-hati, karena biasanya kamu diarahkan ke arah politik Stiftung pemberi beasiswa tersebut.

Berikut link salah satu portal untuk duales studium

 6. Pilih program studi yang cocok dengan minat kamu dan cari teman belajar bersama


Salah satu faktor yang menentukan kesuksesan studi adalah pilihan program studi, pilih program studi yang benar-benar sesuai dengan minat kamu. Kuliah di jerman itu susah, kalau ditambah kamu tidak suka dengan pelajarannya maka akan menjadi masalah besar buat kamu. Saat Studienkolleg adalah saat yang tepat dimana kamu bisa menimbang jurusan mana yang cocok buat kamu, jangan lupa tanya kepada kakak-kakak yang sudah tahu bagaimana program studi tersebut.
Usahakan cari teman kelompok untuk belajar bersama saat kamu memulai kuliah. Dengan belajar berkelompok, akan lebih memotivasi kamu untuk belajar dan bisa saling sharing ilmu apabila saat kuliah kamu tidak mengerti. Sistem belajar ini juga sangat membantu kamu saat kamu seaktu-waktu tidak bisa masuk kuliah karena bekerja atau sakit. Sistem belajar seperti ini banyak dipraktekkan oleh orang jerman dan biasanya mereka sekelompok berhasil menyalesaikan kuliah bersama-sama, bahkan dengan nilai yang relatif mirip. 

7. Bagi yang sudah semester 3 keatas, cari kerja Werkstudent

Maksimalkan bahasa dan nilai kamu di semester 1 dan 2, agar kamu bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidang studi kamu(Werkstudent), karena perusahaan di jerman biasanya mencari mahasiswa semester 3 keatas untuk dipekerjakan sesuai bidang studi kamu. Gaji yang ditawarkan biasanya lebih besar dibandingkan kerja „nguli“. Dan kamu bisa mengasah ilmu dan pengalaman kamu yang kamu pelajari saat kuliah. Biasanya kamu bekerja 10-20 jam per minggu, dengan gaji sekitar 10-15 Euro per jam. Sehingga per bulan kamu bisa mendapat gaji sekitar 400-1000 Euro per bulan, yang bisa mencukupi biaya hidup kamu per bulan. Pekerjaan Werkstudent ini bisa kamu temukan di papan informasi di kampus kamu atau langsung ke website perusahaan yang menawarkan pekerjaan Werkstudent, seperti Siemens, Deutsche Bahn, Bayer, dsb.

8.Hindari main game, main musik, atau pacaran

Mungkin tema ini agak sensitif bagi sebagian orang. Tapi menurut pengalaman saya, faktor ini cukup (bahkan sangat) mempengaruhi kesuksesan studi seseorang. Kecepatan Internet di Jerman yang jauh lebih kencang dibandingkan dengan internet di Indonesia membuat sebagian mahasiswa ketagihan main game online. Tidak sedikit mahasiswa yang gagal menyelesaikan studinya karena lebih memilih bermain game dibandingkan belajar. Bagi kamu yang belum “terkontaminasi”, lebih baik jangan coba-coba memulai bermain game online. Bagi kamu yang sudah terlanjur ketagihan, bisa menguranginya dengan membatasi bermain game hanya saat weekend pada jam tertentu. Banyak juga yang terlena gara-gara keasyikan bermain musik atau keasyikan berpacaran, yang menyita sangat banyak waktu belajar kamu.